Teknologi televisi bermula dari penemuan electrische teleskop sebagai perwujudan dari gagasan seorang mahasiswa Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Gothlieb Nipkow. Ia memanfaatkan electrische teleskop untuk mengirim gambar dari undara dari suatu tempat ke tenpat yang lainnya. Hal itu terjadi antara tahun 1883-1884. Karena penemuannya itu, Nipkow diakui sebagai Bapak Televisi.
Sejak penemuan televisi, di berbagai
negara di duania mulai diperkenalkan televisi sebagai sarana yang dapat
memeberikan informasi kepada masyarakat umum. Televisi diperkenalkan di
Indonesia sekitar tahun 1962 yaitu bertepatan pada pelaksanaan olahraga
Asia IV (Asian Games IV) di Jakarta.
Peresmian televisi dengan nama Televisi
Republik Indonesia (TVRI) dibuka oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24
Agustus 1962. Tujuan utama dari pengadaan televisi itu adalah untuk
meliput semua kejuaraan dan pertandingan selama pesta olahraga
berlangsung.
Perkembangan dunia pertelevisian
Indonesia mulai marak sejak pemerintah mengeluarkan izin kehadiran
televisi swasta untuk mengudara pada tahun 1989. Stasiun televisi
pertama adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). RCTI mulai
mengudara secara nasional pada tanggal 24 Agustus 1989. Stasiun televisi
swasta lainnya seperti Surya Citra Televisi (SCTV) mulai mengudara
bulan Agustus 1989, Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) mulai mengudara
tanggal 23 Januari 1991, ANTV (1993), Indosiar (Januari 1995). Hingga
kini telah mengudara sekitar 8 stasiun televisi swasta, dengan tambahan
televisi swasta yang beru mengudara sejak tahun 2001 antara lain Metro
TV, Trans TV, TV7 (Trans7), Global TV, LAtivi, dan TVOne. Selain
televisi swasta nasional di atas, juga mulai banyak bermunculan beberpa
televisi daerah yang dikelola oleh daerah masing-masing seperti JTV di
Jawa Timur, CTV di Banten, Bali TV di Bali, CakraTV, TVku, dan Borobudur
TV di Semarang.
Melalui televisi dapat diinformasikan
berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Bahkan dengan
munculnya televisi di Indonesia sangat besar dampaknya dalam kehidupan
manusia terutama pada bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
pertahanan keamanan negara. Di smping itu, keberadaan tayangan televisi
disinyalir dapat menimbulkan budaya konsumerisme, sebagai
akibat munculnya iklan-iklan di televisi yang dpaat merangsang
masyarakat untuk mengkonsumsi barang-barang yang diiklankan itu.
Namun demikian selain dampak negatif di
atas, televisi dapat berperan sebagai sarana yang sangat penting untuk
mengkomunikasikan hasil-hasil yang telah dicapai dalam pembangunan
nasional. Peran lain dari media televisi adalah sebagai media
pendidikan, karena melalui penayangan yang beragam acara akan dapat
memberikan pendidikan kepada masyarakat luas tentang sesuatu hal yang
belum dan ingin diketahui oleh masyarakat. Melalui media televisi itulah
masayarakat akan mendapat tambahan pengetahuan tentang hal baru. Lebih
jauh lagi, televisi dapat dimanfaatkan sebagai kontrol sosial masyarakat
terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat karena televisi dapat
membeberkan fakta-fakta suatu fenomena yang terjadi di masyarakat serta
dapat menggalang opini publik. Oleh karena itu, dengan adanya televisi
diharapkan masyarakat diajak berpikir kritis dan dapat menyaring hal-hal
positif untuk kemajuan manusia.
0 komentar:
Posting Komentar